BANDARLAMPUNG-Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan menjadi pedoman hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Banyak negara negara di muka bumi ini terpecah -belah karena tidak memiliki ideologi negara, beruntung negara Indonesia memiliki ideologi bangsa yakni Pancasila.
“Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari, lima sila pancasila tidak bisa di pisiah-pisahkan jadi satu kesatuan yang utuh demi keutuhan bangsa NKRI,” demikian diungkapkan Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Fandi Tjandra, pada acara sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) dan wawasan kebangsaan, di Kelurahan Perwata, Kecamatan Teluk Betung Timur (TBT) Kamis (02/11/2023).
Menurut anggota DPRD Komisi II dari fraksi PDI-Perjuangan ini, bahwa partai yang dinaungi dia, tetap konsisten sedari dulu dalam memperjuangkan ideologi pancasila mengamanatkan kepada seluruh kadernya dari tingkat pusat sampai tingkat plosok negeri, agar selalu menjaga pancasila tetap ada di dalam dada didalam hati rakyat Indonesia.
“Saya hadir disini sebagai bentuk tugas anggota DPRD dan kader partai PDI-P untuk menjaga pancasila tetap menjadi ideologi bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Nah, imbuh Fandi Tjandra, apa yang didapat dari pemaparan narasumber agar diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan sekitar tempat tingal dan juga dapat memberikan penjelasan tentang ideologi pancasila kepada sanak saudara dan juga tetangga di lingkungan rumah.
Saat ini udah masuk tahapan politik. Banyak sekali isu-isu miring tentang politik yang membuat panas situasi. Oleh karena itu, jangan mudah terpecah belah, apalagi dengan hasutan yang bermuatan agama, karena sangat mudah memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa dengan isu agama. “Jaga persatuan dan kesatuan, jangan saling menghina dan menghujat pilihan orang lain, karena akan memperkeruh suasana dan membuat kekacauan,” jelas dia.
Sementara, narasumber Melinda staf ahli pimpinan DPRD kota Bandar Lampung menjelaskan tentang penjabaran sila-sila pancasila dimana sila sila-sila pancasila mengandung makna sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti pada sila pertama Pancasila ketuhanan yang maha Esa maknanya saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama.
Demikian juga seperti dalam sila lain-nya sila ke tiga yang berlambang pohon beringin agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh NKRI, jangan mudah terpecah belah dan juga jangan mudah terprovokasi dengan hasutan oknum yang tidak bertanggungjawab.
Sila ke-empatnya maknanya dimana bangsa Indonesia senantiasa mengedepankan musyawarah untuk mufakat, saling rembuk dalam pengambilan keputusan, dan juga dalam even demokrasi pemilihan umum pada memilih calon presiden dan juga legislatif, memilih secara bebas dan demokrasi.
Sekretaris DPC PDI-P Kota Bandar Lampung ini memaparkan, dengan lahirnya pancasila sebagai ideologis negara, juga menjadi perekat bagi bangsa Indonesia yang penuh dengan perbedaan.
“Banyaknya perbedaan baik suku bangsa, agama budaya dan lain-lainnya jadikan sebagai perekat NKRI. Budaya Gotong royong adalah budaya Indonesia yang menjadi perekat dan pemersatu bangsa, tidak lagi membedakan agama suku dan sebagainya. Tidak membeda-bedakan siapa dan dari mana sukunya serta agama apa, semua berkolaborasi bersatu NKRI,” ungkapnya.
Selanjutnya, pembicara kedua, Ishomudin dosen UIN Raden Intan Lampung menjelaskan Esensi dari pancasila adalah gotong royong, Agama jadi hal yang mudah dipolitisir. Jangan mau dipolitisir dengan urusan agama karena agama urusan masing-masing dengan Tuhannya.
Ishomuddin yang juga wakil ketua MUI Lampung mengatakan Indonesia negara yang harus kita cintai, karena negara ini terdiri dari beranekaragam suku bangsa,agama, warna kulit bahasa dan budaya, serta lainnya. Identitas Indonesia sangat beragam, namun mesti berbeda tapi kita tetap bersatu jua Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika.
Pancasila sejalan dengan agama. Sesuai dengan sila pertama yakni Ketuhanan yang maha Esa. Jangan jadi kan agama sebagai alat untuk berpolitik, karena berbahaya dan membahayakan persatuan Indonesia. Tapi jadikan agama sebagai landasan politik.
Indonesia harus tetap utuh menjadi bangsa yang besar dengan cinta-cita luhur mensejahterakan rakyat Indonesia. Perbedaan politik ini yang sering menjadi perpecahan karena tidak dilandasi dengan wawasan kebangsaan. ‘Ngak ada gunanya bertikai hanya gara-gara pilihan politik beda. Jangan sampai kita men-sare tulisan di media sosial yang akan mengakibatkan perpecahan tulisan yang tidak dipertanggungjawabkan,“ tandasnya. (*/rls)