BANDARLAMPUNG-Wakil Ketua DPRD Kota Bandar Lampung, Edison Hadjar, menghimbau kepada para orang-tua senantiasa mengawasi dan memantau kegiatan anaknya. Hal ini disebabkan terkait maraknya aksi-aksi geng motor dan tauran antar siswa yang kerap terjadi di Kota Bandar Lampung.
Penegasan ini, disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Bandar Lampung Edison Hadjar, seusai agenda sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan (PIP-WK) di Kelurahan Enggal, Rabu, (21/06/2023).
“Harapannya usai acara sosialisasi ini, para orang tua memeberikan pemahaman tentang nilai-nilai ideologi pancasila kepada anak-anaknya dan lingkungan sekitar. Terlebih saat ini marak aksi geng motor yang nota benne masih pelajar, makanya diimbau orang tua melakukan pengawasan penuh kepada anaknya, tekankan kepada anaknya wajib pulang sebelum jam 11 malam,” ujar Edison Hadjar.
Bahkan, terus Ketua DPD PAN Kota Bandar Lampung ini, perkembangan jaman yang semakin canggih dengan pengaruh getjet, banyak sekali para remaja yang terpengaruh dengan game online. Disini kembali lagi peran serta orang tua untuk memantau anaknya.
“Seperti yang diungkapkan para narasumber, bahwa kita harus bijak dalam menggunakan internet dan getjet (HP). Nah, jika anak dalam menggunakan getjet main game online yang dapat mempengaruhi perkembangan otak, maka orang tua wajib melarangnya. Internet banyak manfaatnya jika digunakan untuk hal yang baik, namun sebaliknya akan bahaya jika kebablasan. Peran orangtua, jadikan anak sebagai sahabat, berikan contoh yang baik,” ungkapnya.
Nah, nilai-nilai yang terkandung di dalam pengamalan sila-sila pancasila sendiri sudah ada sejak jaman dahulu kala, telah di wariskan oleh nenek moyang kita dan tertanam dalam diri masyarakat Indonesia. Namun, implementasi/penerapan ideologi pancasila tersebut saat ini sudah menurun, seperti kegiatan gotongroyong, saling bantu-membantu, rasa empati terhadap sesama, itu sudah jarangdan diterapkan.
“Oleh karena itu, dengan semangat sosialisasi ini, mari kita kembali kepada warisan leluhur kita, pancasila dimana di dalam sila-sila pancasila tertuang rasa nasional dan rasa kebersamaan, gotongroyong dan juga budaya sopan santun,” jelas dia.
Sementara, narasumber dosen dari Universitas Tulang Bawang (UTB) Nurbaiti menjelaskan, bahwa kondisi saat ini nilai-nilai pancasila sudah mulai menipis, salah satunya penyebabnya badalah majunya teknologi, karena banyak nilai negatif yang di dapat. Karena itu, bijaklah dalam menghadapi era digital teknologi.
“Kenapa saya bilang sudah mulai pudar jiwa gotongroyong, rasa empati, simaptik, tolong menolong dan sopan santun pun sudah agak memudar. Bahkan masyarakat sekarang sudah mulai cuek, ini yang sangat bahaya. Makanya melihat hal tersebut anggota DPRD melakuan sosialisasi kembali ideologi pancasila.
“Pancasila kita kenal sejak SD, pancasila adalah ideologis atau sebuah paham yang dianut negara Indonesia. Nah, nilai-nilai sila pancasila itu yang digunakan dalam membangun negara Indonesia. Jauh sebelum NKRI ada nilai-nilai Pancasila sudah ada dan diwariskan oleh nenek moyang Indonesia, seperti tenggang rasa, ramah tamah, gotong royong, sopan santun, empati, itu sudah ada sejak dulu,”
Pancasila adalah sumber dari sumber hukum di negara Indonesia. Tantangan Indonesia dalam melaksanakan ideologi salah satunya adalah kemajuan teknologi, perkembangan teknologi jadi tantangan berat. Dengan banyaknya teknologi salah satu HP, dengan mudah bisa diakses yang belum tentu semuanya positif. ‘Tapi kita tidak bisa menghalangi teknologi untuk masuk, namun kita bagaimana sikap kita menghadapi masuknya teknologi. Kita harus lebih bijak dalam mengakses teknologi,” tandasnya. (*/)