BANDARLAMPUNG-Ketua DPRD Kota Bandar Lampung, Hi. Wiyadi mengaku miris mendengar kabar adanya anak yang putus sekolah hanya karena kurang mampu membayar uang komite sekolah.
“Kejadian ini sangat miris di kota Bandarlampung, karena jangankan pendidikan, kesehatan saja digratiskan oleh walikota Bandarlampung, untuk masyarakat kurang mampu, hal ini tidak boleh terjadi di Kota Bandar Lampung apalagi masih SD, SMP yang menjadi tangung jawab pemerintah kota Bandar Lampung, karena kita ada program Bina Lingkungan (Biling),” ujar Ketua DPRD Wiyadi, Sabtu (16/09/2023).
Bahwa, lanjut Ketua DPC PDI-Perjuangan ini, program unggulan dari pemerintah kita Bandarlampung itu ada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, serta UMKM. Ini ada kesalahan dari kebijakan, kepala dinas pendidikan atau kepada sekolah. “Hal ini tidak boleh terjadi di kota Bandar Lampung, karena kita sudah berikan anggaran yang cukup dan apabila ada 1 atau 2 orang yang tidak bayar uang komite hanya dengan alasan tidak mampu kemudian dikeluarkan itu tidak boleh terjadi,” ungkapnya.
Oleh karenanya itu, sambung Wiyadi, pihaknya akan memanggil pihak dinas pendidikan dan pihak sekolah supaya bertanggungjawab. “Anak sekolah SMA dan kuliah saja kita perhatikan, yang mana kewenangan ada diprovinsi tetapi karena dia adalah warga kota Bandar Lampung kita mash peduli kita angararkan bea siswa berprestasi dan siswa kurang mampu di APBD.
Kalau sampai anak itu dikeluarkan maka saya akan bertanggung jawab membayar uang komite anak tersebut. Dan saya minta kepada disdik dan pihak sekolah anak ini pada Senen (18/09/2023) ke dia anak itu bisa sekolah kembali,” tegasnya.
Sebelumya sempat viral diberikan media online ada anak putus sekolah, hanya karena keterbatasan ekonomi. Kedua anak tersebut yakni APR (14) dan adiknya SRA (12) yang pernah belajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Sawah Brebes, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Kota Bandar Lampung.
Kini kedua bocah tersebut tidak dapat melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya sekolah. Menurut Aprida Sari Alie ibu kandung kedua anak tersebut anaknya terpaksa tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan biaya.
“Kami tidak mampu melanjutkan sekolah karena tidak ada biaya. Padahal anak saya selalu minta bersekolah Pak. Mohon bantuan Bapak agar anak saya bisa bersekolah,” ujar Aprida Sari melalui video pendek berdurasi 48 detik.
Dia menuturkan anaknya APR sudah selama dua tahun tidak bersekolah. Tepatnya sejak kelas 5 SD tidak lanjut sekolahnya. Sedangkan adiknya SRA sejak kelas 3 SD putus sekolah.
“Saat sekolah di SD Negeri 4 Sawah Brebes sering dimintai uang bayaran sekolah dan uang komite. Kami tidak mampu Pak. Makan saja kami sehari hari susah Pak,” ujar Aprida ibu kandung APR dan SRA. (*/)